Menurut cerita masyarakat setempat bahwa gunung nabi adalah tempat nabi adam dan hawa diturunkan setelah mendekati pohon nuu waar yang ada di surga di dalam wilayah gunung nabi di babo. masyarakat setempat disana jg meyakini bahwa di gunung nabi ini terdapat bekas-bekas terdamparnya kapal nabi nuh. dan satu lagi, masyarakat setempat disana juga mengatakan bahwa presiden sukarno juga pernah diasingkan oleh belanda ke babo dan ketika di babo beliau pergi ke gunung nabi untuk bertirakat dan dari gunung nabi beliau mendapatkan sebuah pusaka sakti.
Apakah gunung nabi adalah gunung yang sama yang dimaksud dalam kitab taurat yang dalam bahasa ibrani disebut dengan gunung nebo dan dalam bahasa arab disebut dengan jabal nibu? jika mengingat nama dari babo yg merupakan tempat dimana gunung nabi itu berada ternyata berasal dari kata baabussalam maka ada kemungkinan bahwa gunung nebo atau jabal nibu yang dimaksud dalam kitab taurat adalah gunung nabi yang ada di babo, kabupaten teluk bintuni, papua barat mengingat sampai sekarang pun para pakar masih terus berdebat apakah gunung nebo yang ada di yordania saat ini adalah gunung yang sama dengan yang dimaksud dalam kitab taurat apalagi jika terkait dengan tabut perjanjian yang dikaitkan dengan gunung nebo ini.
Lantas apa kata kitab taurat tentang gunung nebo/jabal nibu ini?
Dalam kitab taurat (2 makabe:4-8), disebutkan, “(4) diberitakan tentang yeremia: atas ilham tuhan, nabi itu menyuruh supaya kemah suci dan tabut perjanjian dibawa bersamanua ke sebuah gunung. gunung itulah yang didaki musa untuk memandang negeri yang dijanjikan allah kepada bangsa kita. (5) ketika yeremia mendaki gunung itu, didapatinya sebuah gua yang besar. disitu disembunyikannya kemah suci, tabut perjanjian dan mezbah uskupan. lalu tempat masuk ke gua itu ditutupnya rapat-rapat. (6) beberapa orang yang ikut dengan yeremia pergi kesana untuk menandai jalannya, tetapi mereka tidak dapat menemukan gua itu. (7) ketika yeremia mendengar hal itu, ia menegur mereka danberkata ‘tempat itu akan tetap tidak diketahui sampai allah mengumpulkan umat-nya bersama-sama dan mengasihani mereka lagi’. (8) pada waktu itu allah akan menyatakan dimana benda-benda itu disembunyikan. maka cahaya tuhan akan kelihatan di dalam awan yang turun seperti dahulu dinyatakan kepada musa.”
Para ahli kitab berdebat tentang kutipan kitab taurat tersebut, mereka mengatakan bahwa bisa saja kutipan tersebut salah diterjemahkan selama bertahun-tahun. bisa jadi gunung tempat nabi musa memandang tanah yang dijanjikan (the promised land) yaitu gunung nebo/jabal nibu sebagaimana disebut dalam kitab ulangan 32:49 bukanlah gunung nebo/jabal nibu yang kita ketahui saat ini ada di yordania, tapi mungkin saja gunung nebo/jabal nibu yang namanya pun disamarkan sebagaimana disamarkannya tempat misterius itu.
Keberadaan Gunung Ararat dan Bukit Judi Akhirnya Terungkap
Secara fonologi, maka kata ‘ARARAT yang disebutkan dalam Genesis/Kejadian 8:4 ini memiliki kemiripan kata dan makna dengan kata IRARUTU, yang merujuk ke sebuah tempat di Provinsi Papua Barat, yang terletak di posisi 03o0′ – 03o41′ Lintang Selatan dan 132o1′ – 133o15’ Bujur Timur, yang wilayahnya terbentang luas di empat kabupaten di Provinsi Papua Barat, yakni mencakup: Kabupaten Teluk Bintuni, Kaimana, Fakfak dan Teluk Wondama.
Menurut DR. Jason Alexander Johann Jackson dalam disertasi doktor filosofinya yang berjudul “A Grammar of Irarutu, A Language of West Papua, Indonesia, with Historical Analysis” menyebutkan bahwa secara terminologi kata IRARUTU merujuk kepada dua hal, yakni sebagai “Bahasa Asli IRARUTU” dan kedua sebagai “Penduduk Asli IRARUTU”.
Di dalam disertasinya ini, DR. Jason Alexander Johann Jackson juga menyebutkan bahwa kata IRARUTU tersusun dari dua sub kata, yakni IRARU yang berarti “language” (ucapan/bahasa) dan TU yang berarti “true” (baik). Sehingga secara keseluruhan kata IRARUTU bermakna sebagai “True Language” atau “Ucapan/Bahasa yang baik”. Filosofi makna kata IRARUTU ini didasari oleh adanya sebuah “belief” atau “mitos” yang diyakini oleh Penduduk Asli IRARUTU secara turun temurun bahwa di IRARUTU tepatnya jika berada di atas GUNUNG IRARUTU siapapun tidak boleh memiliki niat kotor dan berkata-kata jahat, karena dalam keyakinan mereka kata-kata jahat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkannya. Dari sinilah filosofi makna kata “IRARUTU” berasal mula.
Dan makna kata IRARUTU yang disampaikan oleh DR. Jason Alexander Johann Jackson dalam disertasinya ini ternyata memiliki kemiripan makna dengan kata ‘ARARAT dalam Al-Kitab Genesis/Kejadian 8:4 yang dalam bahasa Ibrani bermakna “The Curse Reversed” (umpatan yang berbalik).
Selain itu jika kata ARARAT dalam Al-Kitab merujuk kepada Pegunungan ARARAT, maka demikian pula halnya dengan kata IRARUTU yang juga merujuk kepada sebuah gunung, yang disebut sebagai “GUNUNG NABI” yang menurut DR. Jason Alexander Johann Jackson memiliki nama asli sebagai “MOUNT IRARUTU” atau “GUNUNG IRARUTU” yang lokasinya berada di Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana yang dianggap sebagai tempat paling suci oleh Penduduk Asli IRARUTU.
Kepala Suku IRARUTU di Kabupaten Kaimana yang bernama Harun Sabuku mengatakan bahwa menurut pitutur turun temurun bahwa konon kabarnya semua manusia di Papua berasal dari nenek moyang mereka yang tinggal di puncak GUNUNG NABI.
Menurut Hikayat GUNUNG NABI, seluruh dunia tenggelam oleh banjir dan orang-orang terpilih yang berada dalam Kapal Nabi Nuh telah terdampar di GUNUNG NABI. Masih menurut hikayat yang sama, disebutkan bahwa pasca banjir surut, Nabi Nuh dan ketiga anaknya yang bernama IRARUTU, MAIRASI dan KURI beserta 48 orang penumpang lainnya yang berada di dalam bahtera tersebut turun dari GUNUNG NABI dan menyebar ke seluruh dunia. IRARUTU menuruni GUNUNG NABI melalui rute Sungai Narmasa terus ke Tugarni menuju Teluk Arguni, dan MAIRASI menuruni GUNUNG NABI melalui rute Sungai Urere, terus ke Lobo dan terus menuju Teluk Triton, sedangkan KURI menuruni GUNUNG NABI melalui rute Sungai Wosimi tembus hingga ke Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.
Ketiga anak Nabi Nuh versi Hikayat GUNUNG NABI ini yakni: IRARUTU, MAIRASI dan KURI lagi-lagi memiliki kemiripan dengan apa yang disampaikan dalam Al-Kitab yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh memiliki tiga putra yakni: SHEM (SYAM), CHAM (HAM) dan YEPHETH (YAFET).
Sekarang pertanyaannya adalah mengapa dalam Al-Quran Surat Hud ayat 44 justru disebutkan jika Kapal Nabi Nuh berlabuh di Bukit JUUDII bukan di ‘ARARAT sebagaimana diaebutkan dalam Al-Kitab.
Artikel Terkait
Bakamla Evakuasi Korban Kecelakaan Perahu Alami Kebocoran di Perairan Teluk Kendari
Dapat Predikat Ketiga Terbaik Terhadap Nilai Kinerja Anggaran 2022, Polri Terus Tingkatkan Kualitas
Kapolri Apresiasi Tim Voli Jakarta Bhayangkara Presisi yang Raih Prestasi di Kejuaraan Internasional
MENGERIKAN! Benteng Yajuj Majuj Ditemukan di Indonesia, Sesuai Kajian Alquran dan Hadist
Siap-siap! Mulai Besok, Beli BBM Subsidi di Jakarta Wajib Gunakan MyPertamina
Pengungkapan Kasus 3 Bulan, Barbuk Narkoba Rp409 Miliar Dimusnahkan Polres Jakbar