Masa kehidupan Nabi Adam AS
Merunut penyelusuran Genetika, diketahui Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), diperkirakan Adam “Manusia Modern”, hidup di bumi pada sekitar 237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu. Dalam ilmu geologi, masa 237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu, di sebut sebagai Era Middle Pleistocene (126.000 sampai dengan 781.000 tahun yang lalu.
Diperkirakan Nabi Adam hidup di bumi dengan rentang waktu antara 1,7 juta sampai 10 juta tahun yang lalu. Namun ada yang menarik dari Risalah menurut Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah Wan Nihayah “ Nabi Adam di turunkan pertama kali dari surga yaitu di tanah Hindustan “.
Dalam pengertian tanah Hindustan pada waktu Ibnu Katsir menulis adalah wilayah yang di mulai dari wilayah Pakistan serong kearah tenggara sampai ke tanah Papua”. Jika kita melihat luas wilayah tersebut manakah yang di dunia ini mirip surga atau paling tidak di tempati manusia yang paling nyaman dan manusia bisa menyesuaikan dengan tanpa perlu alat bantu dan teknologi modern, tempat dimana Nabi Adam pernah tinggal, pasti kita semua sepakat bahwa wilayah tersebut adalah wilayah Nusantara atau Indonesia sekarang ini.
Dari situ, bermulalah kehidupan yang baru di mana, manusia-manusia hybrid seperti Neanderthal dan homo sapien awal dihapuskan (atau mungkin di sembunyikan) sebab itu kita hanya jumpa rangka saja.
Yang tinggal hanyalah manusia dari keturunan Adam dan hewan-hewan yang di selamatkan. Di suatu tempat dimana benua yang baru saja tenggelam itu membiarkan tanah paling tinggi mereka tidak di tenggelami air, jadi apa yang kita saksikan sekarang ini sebagai tanah ‘Nusantara’.
Tanah-tanah tinggi ini dahulunya pernah di diami oleh para dewa-dewi atau wali keramat pada era Adam. Pernahkah kamu dengar tentang negeri atlantis? Yaitu kisah yang ditulis oleh filsuf yunani kuno plato.
Mitos Atlantis ialah cerita penuh fantasi dimana Manusia sudah Mencapai puncak peradabannya disana sebelum banjir besar meluluh lantahkan negeri hebat itu. Mitos atlantis dari masa kuno itu secara ironis mulai dicari kebenarannya. Banyak para peneliti yakin,kalau dahulu benua atlantis memang ada. Puncak dari keyakinan orang itu adalah, saat ahli nuklir berkebangsaan Brazil, Prof.Arysio santos menyatakan sudah puluhan tahun mencari atlantis dan menemukannya sesuai dengan kriteria yang diungkap Plato mengenai atlantis.
Bahwasanya Benua Atlantis yang hilang itu bukan berada di sekitaran eropa atau amerika,seperti kata peneliti peneliti sebelumnya. Tapi Benua Atlantis berada di Asia! Tepatnya disepanjang antara India-Indonesia. Indonesia dan india diyakini dulu daratannya bersatu sebelum bencana memisahnya.
Makanya Indonesia juga dikatakan sebagai india kuno, bahkan sampai saat ini. Ketika Masih dalam penjajahan Belanda pun, Negeri ini pernah dinamakan Hindia Belanda, sebelum akhirnya berganti menjadi Indonesia sampai sekarang. Malah ada yang percaya bahwa kata Indonesia berasal dari kata INDIAN-EAST-ASIA atau bangsa India asia timur.
Daerah Kerinci adalah Sisa Peradaban Atlantis, Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan :“Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ? Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia.
Peradaban hal tersebut diamini oleh Profesor Stephen Oppenheimer menulis buku Eden in The East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara, Menurut dia, satu-satunya dongeng yang menyebar luas di dunia secara merata adalah kisah banjir Nabi Nuh dengan segala versinya. Umat Islam, Kristen dan Yahudi tentu mendapatkan kisah banjir Nuh dari kitab suci masing-masing.
Namun, bagaimana dengan masyarakat pra Islam, Kristen dan Yahudi? Misalnya saja bangsa Sumeria, Babilonia, India, Yunani. Mereka pun ternyata punya kisah banjir bandang yang menenggelamkan seluruh daratan. Buku Eden in The East setebal 814 halaman ini, separuhnya dihabiskan Oppenheimer untuk membedah dongeng-dongeng ini. Oppenheimer mencatat ada sekitar 500 kisah soal banjir di seluruh dunia.
Dari India sampai Amerika, dari Australia sampai Eropa.Tokoh utamanya pun berubah-ubah. Agama samawi menyebutnya Nuh, atau Noah. Bangsa Mesopotamia menyebut sang jagoan adalah Utanapishtim, di Babilonia kuno disebut Athrasis, orang India kuno menyebutnya Manu. Nama boleh beda, namun inti ceritanya sama.
Artikel Terkait
Satgassus Pencegahan Korupsi Polri Berkomitmen Dampingi Kemensos Agar Tidak Terjadi Korupsi Lagi
Menhan Prabowo Bertemu PM Malaysia Anwar Ibrahim, Bicara Hubungan Bilateral dan Regional
Sigap, Tim Patroli Perintis Polres Jakbar Bubarkan Aksi Tawuran Pelajar di Cengkareng
Polri Sumbang 227 Kantong Darah dalam Rangka HUT Bhayangkara ke-77
SEJARAH HARUS DIUBAH! Mukjizat Nabi Musa Melihat dan Bicara Sama Tuhan Ternyata di Sumatera Indonesia
Tim Densus 88 Ringkus Dua Terduga Teroris di Jawa Timur